INFOLAMPUNGNEWS.COM, LAMSEL – Mendengar nama Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) di tahun 2013, mungkin sangat asing bagi masyarakat yang ada di Lampung Selatan. Karena program tersebut baru pertama kali disosialisasikan kepada Kepala Desa terkait dengan sarana air bersih.
Bahkan saat diundang sosialisasi kabupaten (Soskab), banyak dari Kepala Desa yang enggan untuk memanfaatkan program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Inilah yang dimaksud dengan kenapa Pamsimas dulu diabaikan, sekarang dibutuhkan masyarakat.
Sosialisasi tersebut, dilakukan setelah Tim Pakem yang terdiri dari unsur Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), PDAM, Akademisi, LSM dan Pers, mengikuti pelatihan selama empat hari di Hotel Merdeka Medan, Sumatera Utara.
Alasan yang selalu diabaikan oleh pihak desa, seolah di desa tempat tinggal mereka tidak membutuhkan air bersih di desanya. Karena semua warga sudah memiliki sumur gali yang mampu mencukupi kebutuhan air bersih. Namun seiring berjalannya waktu, banyak warga yang justrui kekurangan air bersih saat musim kemarau.
Dari sinilah yang menjadi tugas berat bagi Tim Panitia Kemitraan (Pakem) untuk mensukseskan program Pamsimas II. Dengan mendapatkan proposal yang masih kurang sempurna, bisa memunculkan 10 Desa penerima.
Hal tersebut membuktikan keberadaan Tim Pakem Pamsimas yang sukses menyeleksi berkas proposal sesuai dengan kebutuhan. Karena Tim Pakem menilai apa yang ada di lapangan dan dibutuhkan masyarakat, itu yang mendapatkan bantuan. Hal tersebut juga sudah disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam penerimaan program Pamsimas yakni perangkingan proposal.
Awal pertama, Kabupaten Lamsel mendapat bantuan Pamsimas berasal dari APBN sebanyak 8 Desa dan 2 Desa bersumber dari APBD. Melalui proses pendampingan dari Fasilitator Masyarakat (FM), pembangunan sarana air bersih hingga ke rumah-rumah sukses dilaksanakan.
Sekarang, minat desa untuk mendapatkan bantuan dari Pamsimas terus meningkat dan oleh Pemerintah Daerah mendapatkan support yang cukup tinggi melalui penambahan desa yang mendapat bantuan. Bahkan desa yang masuk kawasan hutan yang telah dihuni puluhan tahun masyarakat juga ingin mendapatkan bantuan dengan selalu mengajukan proposal ke Tim Pakem.
Kini, Pamsimas menjadi satu-satunya tumpuan bagi desa agar bisa memberikan program bantuan swakelola. Harapannya, tentu saja bisa memenuhi kebutuhan air layak konsumsi di masyarakat.
Salah satu pejabat di Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Lamsel pernah mengatakan, sebelumnya masyarakat di pedesaan menganggap air yang selama ini digunakan sudah layak dan tidak perlu lagi ada bantuan sarana air bersih. Sekarang justru program Pamsimas menjadi salah satu tumpuan masyarakat mendapatkan air layak konsumsi.
Melihat manfaat yang besar dari program Pamsimas, perangkat desa dan masyarakat yang telah mendapat program mengaku sangat berterima kasih. Begitu juga dengan solidnya Tim Pakem Pamsimas dibantu Fasilitator Masyarakat (FM) dan semua pihak yang terlibat dalam suksesnya program Pamsimas di Lampung Selatan.
Suport dari Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto saat meresmikan proyek Pamsimas di Desa Cintamulya, Kecamatan Candipuro juga menjadi semangat bagi Tim Pakem dan FM. Bupati sangat berterima kasih ada program Pamsimas dan bermanfaat banyak di masyarakat.
Bupati mengakui, program Pamsimas sangat bermanfaat bagi masyarakat yang belum memiliki akses sarana air bersih dengan baik. Selain itu, Pamsimas juga menjadi solusi bagi masyarakat mengatasi masalah kekurangan air bersih disaat musim kemarau.
“Kemarau sekarang ini, sudah menjadi problem tahunan di masyarakat khususnya yang tinggal di pedesaan. Dengan hadirnya Pamsimas ini menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan air bersih disaat musim kemarau,” ujar Nanang.
Nanang pun akhirnya meminta kepada instansi terkait untuk memetakan daerah-daerah yang belum memiliki sarana air bersih atau kekurangan air bersih disaat musim kemarau.
“Kita cari kecamatan mana yang kesusahan air disaat musim kemarau. Supaya (kemarau) ini tidak menjadi problem tahunan. Jadi melalui program Pamsimas ini kita diupayakan semua masyarakat bisa menikmati air bersih,” tandasnya.
Didepan pejabat Pemkab Lamsel dan masyarakat, Bupati berharap desa yang masuk kawasan dan telah mendapatkan dana lain juga harus mendapatkan Pamsimas. Menurutnya, kebutuhan rakyat itu lebih penting dan harus didahulukan.
Hal sama juga dikatakan Wakil Ketua I DPRD Lamsel, Agus Sartono. Ia berharap semua desa di Lampung Selatan mendapatkan program Pamsimas. Karena program tersebut menurutnya mampu mengatasi kesulitan masyarakat akan air bersih.
Wakil rakyat yang duduk di DPRD Lamsel, juga siap mendukung suksesnya program air bersih dan sanitasi. Karena dua program tersebit saling berkaitan satu sama lain. Sehingga masyarakat Lampung Selatan, akan selalu sehat dan terhindar dari penyakit.
Dari sekian puluh desa yang telah mendapatkan program Pamsimas dan kini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Mereka mengaku sangat terbantu dan tidak lagi kekurangan air bersih.
Melalui BPSPAM yang mengelola sarana air bersih di desa, masyarakat sudah bisa mendapatkan akses perpipaan hingga ke rumah. Dengan mengeluarkan biaya yang tidak terlalu mahal, air bersih layak konsumsi diterima masyarakat.
Seperti masyarakat yang mendapatkan program Pamsimas II di Desa Banyumas. Mereka mengaku terbantu dengan adanya Pamsimas yang bisa mengatasi persoalan air bersih.
Apalagi di Desa Banyumas, merupakan desa pertama kali di Lamsel yang sudah menggunakan jamban sehat melalui program Bebas Buang Air Besar Sembarangan
(BABS).
Sehingga adanya program Pamsimas bisa berkolaborasi dengan program sanitasi. Kalau saja tidak ada program Pamsimas, mungkin program sanitasi juga tidak akan berhasil karena tidak adanya air.
Mantan Kepala Desa Banyumas, Kecamatan Candipuro, Gunawan mengaku, sejak desanya pertama kali mendapatkan bantuan sarana air bersih dari Pamsimas. Masyarakat tidak lagi mengeluhkan air bersih layak konsumsi dan digunakan untuk sanitasi.
Bahkan dengan management pengelolaan yang baik, desanya mendapat reword dan kembali mendapatkan bantuan kembali. Sekarang ini air yang digunakan masyarakat di Desa Banyumas, sudah memenuhi standart kesehatan.
“Tadinya masyarakat kami selalu kesulitan mendapatkan air bersih, tetapi sejak ada Pamsimas sekarang kesulitan itu tidak ada lagi di masyarakat. Kami sangat berterima kasih dengan bantuan Pamsimas,” ujar Gunawan.
Hal sama juga dirasakan oleh warga Desa Bumidaya, Kecamatan Palas. Saat musim kemarau, nyaris warga tidak memiliki air bersih. Karena sumur yang telah digunakan hingga puluhan tahun kering akibat kemarau panjang.
Berkat bantuan Pamsimas tahun 2018, sebagian warga yang kekurangan air bersih bisa menikmati. Namun mereka tidak serta merta hanya mendapatkan air secera gratis. Karena untuk mengelola air bersih melalui BPSPAM memerlukan dana untuk perawatan.
Disinilah peran serta BPSPAM dalam menanggulani terjadinya kerusakan ataupun biaya pemeliharaan. Dengan membayar iuran sesuai jumlah air yang dipakai, keberlanjutan akan terus dirasakan oleh masyarakat.
Inilah gambaran dari keberhasilan program Pamsimas di Lampung Selatan. Selain itu program sanitasi seperti seluruh rumah tangga yang harus memiliki jamban sehat, hampir semua desa sudah semua alias ODF.
Untuk program Pamsimas di tahun 2020 di Lampung Selatan, akan dibangun sarana air bersih di 28 Desa. Mereka yang mendapatkan program juga harus melewati seleksi mulai dari pengajuan proposal, penelitian berkas, pemeriksaan di lapangan dan perangkingan.
Harapannya, di tahun 2024 tidak ada lagi desa yang kesulitan mendapatkan air bersih layak konsumsi. Alasannya tentu sangat jelas, kebutuhan air minum dan sanitasi menjadi salah satu kunci suksesnya keberhasilan dalam menuntaskan kesehatan. (AGUS PAMINTAHER)